Wednesday, May 11, 2011

Burst of the Gold Price Bubble 2011

Pembahasan atau diskusi tentang prediksi harga emas memang selalu menarik bagi para investor baik yang investasi emas maupun saham, karena seperti yang pernah saya sebutkan dalam tulisan blog ini tentang saham emas atau emas investor bisa saja mengalihkan atau memindahkan asetnya dari instrument investasi bentuk satu ke bentuk lainya yang pernah disampaikan oleh salah satu pembaca blog ini yang ingin mengalihkan investasi property ke emas atau sebaliknya.
Dalam tulisan blog saya sebelumnya saat ini harga emas sudah murni dikendalaikan oleh pasar dalam arti kondisi supply and demand. Sehingga pembahasan mengenai pergerakan harga emas juga tetap mengacu pada perilkau “pasar” khsusnya sifat-sifat yang melekat dalam karakter para investor pelaku pasar emas di dunia.
Naik turunya harga akibat mekanisme pasar tidak bisa dicampuri oleh siapapun, hal ini mengacu pada salah satu hadist yang diriwayatkan Anas R.A, “wahai Rosululloh, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami.” Kemudian Rosululloh SAW menjawab, “Allah-lah penentu harga, penahan, pembentang, dan pemberi rezeki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorang pun yang meminta padaku tentang adanya kedzholiman dalam urusan darah dan harta.”
Kita sebagai manusia hanya ber”iqro” dalam melakukan forecast harga emas, dimana secara garis besar bisa kita lakukan pendekatan dengan 2 cara secara umum yaitu dengan melihat pergerakan harga minyak dunia dan hyperbolic trend harga emas itu sendiri.
A.      Forecast harga emas berdasarkan pergerakan harga minyak
Cara pertama yaitu melihat pergerakan harga minyak, karena keduanya merupakan komoditi (benda riil bahkan inilah yang disebut uang “swasta” sementara uang kertas adalah uang “pemerintah”) secara statistik harga emas dan harga minyak berkorelasi sama bahkan bila kita lakukan konversi harga minyak dengan satuan berat emas realtiv stabil. Alasan lain tentang keyakinan stabilitas harga emas bisa juga dilihat dimana harga emas pun digunakan juga dalam mengukur DGR.
Dalam berbagai statemen saya dalam blog ini selalu mengungkapakan stabilitas emas dengan kambing yang sudah bertahan selama lebih dari 1400 tahun karena mengacu pada bunyi salah satu hadist Rosullulah SAW, tetapi kali ini saya coba ambil data stabilitas emas terhadap komoditi yang “selalu mengguncang dunia” termasuk di Indonesia yaitu minyak. Kalau kita lihat grafik yang saya ambil dari stockchart.com dimana disini menunjukan trend harga emas dan minyak hampir serupa khususnya dalam rentang waktu sejak tahun 2002.
Masih kaitanya antara komoditi emas dan minyak, sekarang pendekatanya emas sebagai uang “swasta” dijadikan patokan untuk mengukur harga minyak kita coba bandingkan dengan harga minyak berdasarkan uang “pemerintah” dalam hal ini kita ambil US$.
Dalam analisis ini saya coba bandingkan harga minyak dunia US$/Barel dengan harga minyak dunia bila ditukar dengan emas dengan satuan OZ/Barel. Dalam kurun waktu 28 tahun (1983-2011) harga minyak dalam uang US$ naik 3,6 kali lipat. Pada periode yang sama, harga minyak dunia  dalam OZ hanya naik 1,1 kalinya dengan tren menurun setelah tahun 2008 sampai 2011.
Bukti tersebut diatas mengingatkan saya pada pendapat Imam Ghazali dalam buku Ihya Ulumuddin yang menyatakan bahwa “Allah menciptakan emas dan perak agar keduanya menjadi ‘hakim’ yang adil dalam memberikan nilai atau harga, dengan emas dan perak pula manusia bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkanya.”(1058 M – 111 M). Jadi syah-syah saja kalau kita melakukan forecast tren harga emas berdasarkan tren harga minyak dunia.
B.      Forecast harga emas berdasarkan hyperbolic trend harga emas itu sendiri
Kemudian saya coba melihat grafik hyperbolic harga emas dalam rentang waktu 5 tahun terakhir (2006 sampai 2011) yang saya ambil dari Kitco.com  dimana terlihat kurva parabolic naik turunya harga emas dalam US$. Tetapi hal yang perlu kita perhatikan bersama, walau pun harga emas naik turun tetapi kalau melihat tren secara umum dalam kurun waktu 5 tahun terakhir NAIK, inilah alasan saya, Mengapa dalam setiap tulisan blog saya selalu mengingatkan investasi sebaiknya untuk jangka panjang. Karena bila untuk jangka pendek akan terjadi naik – turun mengikuti harga pasar.
Dengan melihat tren hyperbolic  harga emas berwarna merah dalam grafik maka “Burst of the Gold Price Bubble” dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi  pada periode :
·         Maret-Juli 2008,
·         februari 2009,
·         November-desember 2009,
·         mei-juni 2010
·         November-Desember 2010
Dan kalau melihat tren harga saat ini untuk tahun 2011 maka “Burst of the Gold Price Bubble”  akan terjadi pada rentang kurun waktu  Mei sampai Juni 2011, Wa Allahu A’lam.
Kemudian bagaimana dengan harga emas berdasarkan harga Rupiah khususnya data spot LM. Kalau saya lakukan “zoom” grafik dalam rentang kurun waktu 100 hari, saya sendiri belum begitu yakin tetapi saya sampaikan datanya ke pembaca blog, untuk data harga emas spot LM dalam Rp/gr  ternyata ada siklus 50 hari dalam “Burst of the Gold Price Bubble”  terbentuknya tren hyperbolic dalam skala kecil. Wa Allahu A’lam. Semoga ada mahasiswa yang mampu mengeumpulkan data lebih detail dan lebih tajam tentang hal tersebut dengan analisis yang lebih baik. Wa Allahu A’lam.
DISCLAIMER : penyampaian data-data serta ulasan diatas hanyalah pendapat saya semata yang sangat jauh dari kesempurnaan dan saya sendiri pun tidak ingin hal tersebut digunakan dalam berspekulasi harga emas tetapi lebih kepada meyakinkan kita semua bahwa emas adalah uang yang sesungguhnya (uang “swasta”) yang juga sudah digunakan sejak jaman Rosulullah SAW yaitu uang dinar (emas) sesuai hadist yang sering saya kutip. Naik turunya harga akibat mekanisme pasar tidak bisa dicampuri oleh siapapun, hal ini mengacu pada salah satu hadist yang diriwayatkan Anas R.A, “wahai Rosululloh, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami.” Kemudian Rosululloh SAW menjawab, “Allah-lah penentu harga, penahan, pembentang, dan pemberi rezeki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorang pun yang meminta padaku tentang adanya kedzholiman dalam urusan darah dan harta.”

No comments:

Post a Comment