Selama masih digunakan uang
kertas dalam perekonomian dunia, maka krisis sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan, karena dalam system uang kertas melekat didalamnya 3 pilar yang
membentuk system ekonomi saat ini, dan mengancam kestabilan ekonomi jangka
panjang yaitu pencetakan uang kertas (fiat money), dana cadangan (fractional
reserve requirement), dan bunga bank (interest). Bagaimana ketiga pilar tersebut
bisa merusak ekonomi dunia, ini bisa kita lihat pada sistem ekonomi saat ini,
ketika saatnya tiba, system ini akan mencekik penduduk dunia dengan sekali
hentak melalui 3 pilarnya yaitu mencetak uang kertas tanpa jaminan (pilar 1),
aturan cadangan 10% atau dana cadangan/fractional reserve requirement (pilar 2) dan Bunga/interest (pilar 3). Tiga
pilar inilah jurus ampuh dan selalu mengahntui perekonomian dunia, tentunya
untuk sebagian golongan ini bisa dijadikan cara untuk menguasai ekonomi,
budaya, kekuasaan dan keadilan yang bisa dibeli dan dikendalikan dengan uang
kertas yang dicetaknya, tinggal mencetak saja, dimana satu-satunya yang
memiliki otoritas mencetak uang US$ adalah The Fed.
Rencana The Fed yang akan
melaksanakan stimulus, terlepas dari efek jangka panjangnya yang menyimpan bom
waktu inflasi atau bahkan hiper-inflasi, solusi jangka pendek tersebut biasanya
efektif untuk meredam gejolak pasar dalam masa recovery. Untuk sementara pasar
menjadi tenang dan kembali bergairah, saham dan produk-produk turunannya
kembali diburu orang dan investor duniapun rame-rame menjual emasnya mirip seperti
cerita fiksi yang disampaikan dalam buku
stanic finance, dimana saat awal warga pulau Aya menukarkan koin emasnya ke
Bank Aya saat pembukaan Bank Aya, inilah yang membuat harga emas turun drastis.
Sejak tahun 1971, ketika presiden
Nixon melepaskan US$ dari emas yang dikenal dengan istilah Nixon
Shock, maka aturan uang sebenarnya sudah berubah, dimana, ini adalah
perubahan keuangan terbesar dalam sejarah dunia, tetapi sedikit orang yang
menyadari perubahan itu dan efeknya pada ekonomi dunia saat ini. Salah satu alasan
saat ini ada begitu banyak negara yang kesulitan keuangan (cadangan devisa)
adalah akibat dari tindakan Nixon tersebut.
Sejarah telah membuktikan, semua
mata uang fiat (uang kertas) di seluruh dunia pada akirnya akan mencapai nilai
nol, sebagai salah satu contoh kita ambil saja yang terjadi dengan Jerman tahun
1933, pemerintah Jerman mencetak uang kertas dengan harapan hutang bisa
dilunasi, tetapi yang terjadi inflasi meledak (hiper inflasi) dan uang tabungan
warga jerman yang berada di bank-bank amblas, butuh satu gerobak uang kertas
saat itu hanya untuk membeli sepotong roti, bahkan orang Jerman saat itu lebih
memilih membakar uang kertasnya untuk perapian daripada uang kertas tersebut
dibelikan kayu yang harganya sangat mahal kalau diukur uang kertas saat itu. Dan
yang masih baru terjadi di tahun 2008, dimana uang kertas Zimbabwe mengalami
hal serupa dengan jerman, mata uang dolar Zimbabwe dibuang ke tempat sampah,
layaknya sampah kertas pada umumnya.
Meskipun sejarah tidak pernah
persis berulang, dan hanya karena perubahan zaman yang tak terhindarkan, dalam
skala tertentu kita tetap bisa belajar dari masa lalu untuk menghindari proses
yang sama. Kita tidak perlu menjadi ahli untuk mewaspadai bahaya yang akan
datang. Kombinasi antara pengalaman dan minat untuk mau belajar dari sejarah, dapat
mengungkap peristiwa-peristiwa berdasarkan aspek-aspek yang hanya bisa dilihat
oleh segelintir orang yang mau belajar dan mengambil hikmah dari setiap krisis
yang kita alami dalam perekonomian dunia saat ini.
Saya bukan satu-satunya yang
berpandangan bahwa dolar dan semua uang kertas di seluruh dunia, akan menemui
ajalnya, karena sekarang semua mata uang didunia saat ini adalah mata uang
kertas yang bersifat mengambang atau fiat, dimana penciptaan nilainya berasal
dari awang-awang alias suka-suka yang mencetaknya dan tidak dikaitkan dengan
nilai terhadap benda riil, seperti yang pernah dilakukan US$ dolar dikaitkan
dengan emas sebelum tahun 1971.
Apabila telah tiba saatnya
kejatuhan uang kertas terjadi, maka saat itulah terjadi transfer besar-besaran
kekayaan dari orang yang menyimpan uang kertas berpindah kepada orang yang
menyimpan benda ril seperti emas, oleh karena itulah emas selalu disebut
sebagai tempat perlindungan yang aman sekaligus disebut sebagai asset yang
tidak mengalami inflasi, hal ini sudah terbukti lebih dari 1400 tahun bahwa
harga 1 ekor kambing akan bisa dibeli dengan emas 22 karat seberat 4,25 gram.
Berbeda dengan uang kertas fiat, sejarah membuktikan, tidak ada uang kertas didunia
ini yang daya belinya tetap, adanya system
bunga seberapa kecil pun dalam uang kertas menandakan bahwa 1US$ hari ini tidak
akan sama nilainya 1 tahun ke depan, makanya dalam system uang kertas
diterapkanlah system bunga tahunan, lalu berkembanglah yang namanya teori-teori
net present value (NPV) dan lainya karena ada interest dalam system perekonomian
dunia saat ini.
No comments:
Post a Comment