Saturday, September 21, 2013

Rencana The Fed Melaksanakan Stimulus

Selama masih digunakan uang kertas dalam perekonomian dunia, maka krisis sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, karena dalam system uang kertas melekat didalamnya 3 pilar yang membentuk system ekonomi saat ini, dan mengancam kestabilan ekonomi jangka panjang yaitu pencetakan uang kertas (fiat money), dana cadangan (fractional reserve requirement), dan bunga bank (interest). Bagaimana ketiga pilar tersebut bisa merusak ekonomi dunia, ini bisa kita lihat pada sistem ekonomi saat ini, ketika saatnya tiba, system ini akan mencekik penduduk dunia dengan sekali hentak melalui 3 pilarnya yaitu mencetak uang kertas tanpa jaminan (pilar 1), aturan cadangan 10% atau dana cadangan/fractional reserve requirement  (pilar 2) dan Bunga/interest (pilar 3). Tiga pilar inilah jurus ampuh dan selalu mengahntui perekonomian dunia, tentunya untuk sebagian golongan ini bisa dijadikan cara untuk menguasai ekonomi, budaya, kekuasaan dan keadilan yang bisa dibeli dan dikendalikan dengan uang kertas yang dicetaknya, tinggal mencetak saja, dimana satu-satunya yang memiliki otoritas mencetak uang US$ adalah The Fed.

Rencana The Fed yang akan melaksanakan stimulus, terlepas dari efek jangka panjangnya yang menyimpan bom waktu inflasi atau bahkan hiper-inflasi, solusi jangka pendek tersebut biasanya efektif untuk meredam gejolak pasar dalam masa recovery. Untuk sementara pasar menjadi tenang dan kembali bergairah, saham dan produk-produk turunannya kembali diburu orang dan investor duniapun rame-rame menjual emasnya mirip seperti cerita fiksi yang disampaikan dalam buku stanic finance, dimana saat awal warga pulau Aya menukarkan koin emasnya ke Bank Aya saat pembukaan Bank Aya, inilah yang membuat harga emas turun drastis.

Sejak tahun 1971, ketika presiden Nixon melepaskan US$ dari emas yang dikenal dengan istilah Nixon Shock, maka aturan uang sebenarnya sudah berubah, dimana, ini adalah perubahan keuangan terbesar dalam sejarah dunia, tetapi sedikit orang yang menyadari perubahan itu dan efeknya pada ekonomi dunia saat ini. Salah satu alasan saat ini ada begitu banyak negara yang kesulitan keuangan (cadangan devisa) adalah akibat dari tindakan Nixon tersebut.

Sejarah telah membuktikan, semua mata uang fiat (uang kertas) di seluruh dunia pada akirnya akan mencapai nilai nol, sebagai salah satu contoh kita ambil saja yang terjadi dengan Jerman tahun 1933, pemerintah Jerman mencetak uang kertas dengan harapan hutang bisa dilunasi, tetapi yang terjadi inflasi meledak (hiper inflasi) dan uang tabungan warga jerman yang berada di bank-bank amblas, butuh satu gerobak uang kertas saat itu hanya untuk membeli sepotong roti, bahkan orang Jerman saat itu lebih memilih membakar uang kertasnya untuk perapian daripada uang kertas tersebut dibelikan kayu yang harganya sangat mahal kalau diukur uang kertas saat itu. Dan yang masih baru terjadi di tahun 2008, dimana uang kertas Zimbabwe mengalami hal serupa dengan jerman, mata uang dolar Zimbabwe dibuang ke tempat sampah, layaknya sampah kertas pada umumnya.

Meskipun sejarah tidak pernah persis berulang, dan hanya karena perubahan zaman yang tak terhindarkan, dalam skala tertentu kita tetap bisa belajar dari masa lalu untuk menghindari proses yang sama. Kita tidak perlu menjadi ahli untuk mewaspadai bahaya yang akan datang. Kombinasi antara pengalaman dan minat untuk mau belajar dari sejarah, dapat mengungkap peristiwa-peristiwa berdasarkan aspek-aspek yang hanya bisa dilihat oleh segelintir orang yang mau belajar dan mengambil hikmah dari setiap krisis yang kita alami dalam perekonomian dunia saat ini.

Saya bukan satu-satunya yang berpandangan bahwa dolar dan semua uang kertas di seluruh dunia, akan menemui ajalnya, karena sekarang semua mata uang didunia saat ini adalah mata uang kertas yang bersifat mengambang atau fiat, dimana penciptaan nilainya berasal dari awang-awang alias suka-suka yang mencetaknya dan tidak dikaitkan dengan nilai terhadap benda riil, seperti yang pernah dilakukan US$ dolar dikaitkan dengan emas sebelum tahun 1971.

Apabila telah tiba saatnya kejatuhan uang kertas terjadi, maka saat itulah terjadi transfer besar-besaran kekayaan dari orang yang menyimpan uang kertas berpindah kepada orang yang menyimpan benda ril seperti emas, oleh karena itulah emas selalu disebut sebagai tempat perlindungan yang aman sekaligus disebut sebagai asset yang tidak mengalami inflasi, hal ini sudah terbukti lebih dari 1400 tahun bahwa harga 1 ekor kambing akan bisa dibeli dengan emas 22 karat seberat 4,25 gram. Berbeda dengan uang kertas fiat, sejarah membuktikan, tidak ada uang kertas didunia ini yang  daya belinya tetap, adanya system bunga seberapa kecil pun dalam uang kertas menandakan bahwa 1US$ hari ini tidak akan sama nilainya 1 tahun ke depan, makanya dalam system uang kertas diterapkanlah system bunga tahunan, lalu berkembanglah yang namanya teori-teori net present value (NPV) dan lainya karena ada interest dalam system perekonomian dunia saat ini.

No comments:

Post a Comment