Wednesday, February 1, 2012

Review Buku Satanic Finance

Tahun 2011 sudah kita lewati bahkan ada kejadian unik yang menghebohkan yaitu film yang menggambarkan Kiamat 2012 yang diramalkan oleh suku Maya. Buat saya itu tidak menarik lebih menarik melihat kejadian krisis ekonomi yang terjadi tahun 2011 baik di Eropa maupun AS.  Dan lebih menarik lagi terjadinya “revolusi” terhadap system ekonomi kapitalis dengan gerakan “Occupy” baik terjadi di wallstreet di AS, kemudian merembet ke Inggris bahkan sampai juga di Sudirman street Jakarta.
Pada akhir tahun 2010 di perancis diserukan 'Bank Run', seruan agar semua orang menarik uang simpanannya dari bank, hal ini persis yang dilakukan oleh para pendahulunya  mengakibatkan persitiwa Nixon shock 15 Agustus 1971, dimana saat itu Perancis menarik uang kertasnya dari Bank Sentral dan menukarnya ke dalam emas kepada AS, bahkan ketika itu perancis sampai mengkonversi uang kertasnya ke AS sampai US$ 150 Juta, yang pada akhirnya diikuti negara lain di Eropa.
Saat krisis terjadi sudah dapat dipastikan akan ada suntikan uang kertas lagi, hal ini sudah dapat diketahui dari The Fed yang disampikan Ben Benanke pada akhir 2011 kemarin bahwa akan dimulainya QE (Quantitative Easing) tahap 3 atau dalam bahasa sederhana saya lebih menyebutnya sebagai cara “mencetak” uang baru dalam jumlah besar dengan cara baru. Bahkan dalam teknologi canggih sekarang ini, uang fisik tidak perlu lagi di cetak, cukup menambahkan catatan elektronik di tiap bank sentralnya, toh kita juga demikian, cukup gesek kartu debit atau kartu kredit lalu “transaction done”. Tetapi keduanya berdampak sama, karena secara prinsip “mencetak uang” atau menambah jumlah uang beredar di masyarakat, akibatnya secara perlahan tapi pasti secara jangka panjang akan terjadi inflasi, dengan mengacu pada persamaan kuantitas uang M.V = P.Q.
Kondisi tersebut merupakan bagian dari system yang direncanakan oleh kelompok tertentu. Pada minggu kemarin saya dengan susah payah akhirnya bisa mendapatkan rahasia tersebut dari setan melalui apa yang disampaikanya dalam buku  “Satanic Finance”.
Ada 3 pilar setan yang membentuk system ekonomi saat ini, dan mengancam kestabilan ekonomi jangka panjang yaitu uang kertas (fiat money), dana cadangan (fractional reserve requirement), dan bunga bank (interest). Bagaimana ketiga pilar setan tersebut merusak ekonomi maka untuk mudahnya akan diceritakan dalam ilustrasi dibawah ini dengan peran agen setan bernama GAGO dan SAGO.
Pada awalnya, penduduk di pulau Aya yang “subur makmur loh jinawi” yang didiami suku Sukus menerapkan system ekonomi dengan alat tukar emas karena di pulau Aya terdapat tambang emas. Sampai pada suatu hari datanglah agen setan bernama GAGO dan SAGO yang berpenampilan perlente dan berlabuh dipulau Aya. Dan karena sebagai tamu tentu dijamu langsung oleh kepala suku pulau Aya bernama Saka. Saka dan para pembantunya sangat terkesan dengan pengalaman GAGO dan SAGO melanglang buana, sebagai buktinya mereka memamerkan koin emas asing yang mereka kumpulkan bukti bahwa sudah berkelana dari berbagai tempat.
Lalu kedua agen setan ini memperkenalkan kertas yang dinyatakan sebagai uang. GAGO dan SAGO lalu memperkenalkan bagaimana uang kertas jauh lebih efisien ketimbang emas yang biasa dipakai oleh suku Sukus. Sambil meyakinkan, GAGO dan SAGO menjelaskan bahwa uang kertas lebih praktis, sehingga sudah banyak dipakai di negara-negara yang jauh lebih maju. Karena mendapat respon positif dari Saka, lalu GAGO dan SAGO memeperkenalkan mesin pencetak uang.
Lalu setelah Saka tertarik, maka GAGO menjelaskan untuk pengelolaanya perlu sebuah institusi bernama bank yang harus didirikan. Bank akan menyimpan deposit koin emas mereka yang menganggur (idle) dimana saat ini kebiasaan suku Sukus menyimpanya di rumah. Jadilah system baru tersebut disetujui suku Sukus, bahkan saat peresmian Bank Aya sangat meriah, bahkan semua penduduk pulau Aya sudah membawa  koin emasnya yang selama ini disimpan dibawah bantal. Untuk 1 koin emas yang disimpan di Bank Aya akan ditukar dengan 1 lembar uang kertas dengan jaminan bila sewaktu-waktu mereka menghendaki, kapanpun mereka bisa menukarkan kembali uang kertasnya dengan koin emas yang pernah mereka simpan. Dan untuk masalah ini, GAGO dan SAGO sangat menjaga kepercayaan ini, setiap kali ada yang mau menukar uang kertasnya, kali itu juga koin emas diberikan. Demikian seterusnya sehingga lama-kelamaan semua penduduk pulau Aya sangat percaya sekali dengan Bank Aya dan tidak khawatir dengan kertas (uang kertas) yang dimiliknya, toh kalau mereka mau, mereka bisa menukarkanya dengan emas sepanjang waktu. Pada saat awal terdapat 100 ribu koin emas yang disimpan di Bank Aya dan sebagai gantinya Bank Aya mencetak 100 ribu lembar uang kertas untuk penduduk Pulau Aya.
Singkat cerita, setelah sekian lama, GAGO mulai memainkan kartu trufnya. Dari pengamatan GAGO, penduduk pulau Aya rata-rata hanya sekitar 10% uang kertas yang ditukar dengan koin emas setiap tahunya, artinya hanya 10 ribu lembar uang kertas yang masuk kembali ke Bank Aya. Sehingga 90% koin emas atau 90 ribu koin emas tetap berada di safe deposit Bank Aya. Mencermati bahwa uang kertas sudah “benar-benar” menjadi alat tukar penduduk di pulau Aya, GAGO pun mulai muncul sifat asli setanya, yaitu mencetak uang kertas lagi demi meraup keuntungan. Tidak tanggung-tanggung dicetaklah uang baru (jaman sekarang The Fed menyebutnya Quantitative Easing) sebanyak 900 ribu. Dalam kalkulasinya GAGO, kalau ditotal seluruh jumlah uang kertas yang telah dicetaknya sebanyak 1 juta lembar (100 ribu + 900 ribu), strategi ini tentunya berdasarkan statistik yang sudah diamati GAGO selama ini hanya 10% yang mau menukarnya dengan koin emas. Artinya koin emas sebanyak 100 ribu sudah cukup untuk memback-up 1 juta lembar uang kertas yang beredar. “Fantastis !!! siasat setan ini….. Creating Money From Nothing!!” menciptakan alat tukar dari sesuatu yang tidak berharga berupa kertas.
Lalu uang kertas baru sebanyak 900 ribu tersebut dipinjamkan kepada warga pulau Aya yang memerlukan dan GAGO mengutip bunga sebesar 15% sebagai charge dari layanan yang diberikan. Artinya jika uang yang dipinjamkan 900 ribu maka bunganya sebesar 135 ribu. Sehingga bila ditotal nilainya 1 juta 135 ribu dengan rincian 100 ribu (uang kertas cetakan pertama/untuk penukaran koin emas pertama kali berdirinya Bank Aya) + 900 ribu (uang kertas cetakan kedua/untuk dipinjamkan) + 135 ribu bunga (uang fiktif yang tidak pernah ada). Uang fiktif inilah yang seolah-olah dicari oleh para peminjam hutang yang menjadi mission imposible, karena jumlah uang kertas yang beredar hanya 1 juta yaitu uang kertas yang dicetak oleh GAGO 100 ribu + 900 ribu. Dan kondisi inilah yang menjadi panen raya GAGO dalam mengeruk seluruh kekayaan dipulau Aya tersebut, bagaimana caranya ? baca terus kisah dibawah ini……..
Hari pun berganti, bulan berjalan begitu cepat, tak terasa satu tahun pun telah lewat. Apa yang terjadi ? pelan tapi pasti, penduduk pulau Aya merasakan harga-harga barang dan jasa naik. Mereka tidak tahu penyebabnya. Banyak diantara nasabah Bank Aya yang meminjam mengalami gagal bayar, mereka bukanlah orang malas atau penganguran, mereka sendiri tidak mengerti padahal dia telah bekerja keras tetapi kok masih sulit untuk melunasi hutangnya. Dan sudah dipastikan mereka nasabah yang meminjam uang di Bank Aya tidak bisa membayar hutangnya walau bekerja 24 jam, Mengapa ? Coba lihatlah uang yang beredar 1 juta sementara jumlah uang kertas yang dibutuhkan 1 juta 135 ribu…. Ya tidak akan ada, karena Gago hanya mencetak 1 juta uang kertas saja. Inilah strategi jitu setan GAGO, maka mulailah aksi GAGO merajalela, buat yang gagal bayar dipaksa membayar dengan harta benda meraka. Rumah, sawah, ternak dan harta benda lainya berpindah tangan ke GAGO dalam sekejap setiap tahun saat jatuh tempo bayar hutang saat itulah panen raya GAGO dimulai, karena sudah pasti ada yang korban gagal bayar atau terlilit hutang.
Sistem Ekonomi setan ketika saatnya tiba, mencekik mereka dengan sekali hentak melalui 3 pilarnya yaitu mencetak uang kertas tanpa jaminan (pilar 1), aturan cadangan 10% (pilar 2) dan Bunga (pilar 3). Tiga pilar inilah jurus ampuh setan menguasai ekonomi, budaya, kekuasaan dan keadilan yang bisa dibeli dan dikendalikan setan dengan uang kertas yang dicetaknya, tinggal mencetak saja, “hanya manusia bodoh yang masih percaya kertas”, gumam setan dalam buku “Satanic Finance”.
Peran inilah yang sedang dijalankan oleh The Fed dan kroninya IMF di seluruh dunia, kalau disuatu negara sudah melakukan recovery, sasaran akan dialihkan ke negera lain. Boleh juga akan diulang di negara yang sama tentunya menunggu saat yang tepat ketika balon ekonomi system uang kertas sudah tidak bisa lagi menggelembung. Toh saat-saat pailit bagi peminjam hutang pasti akan datang seperti yang terjadi pada warga pulau Aya tersebut diatas. Dan cerita krisis ekonomi juga bukan suatu hal yang aneh buat kita di Indonesia baik tahun 1965 maupun 1997-1998, karena selama yang digunakan kertas sebagai alat tukar maka sudah dipastikan ada pihak yang pailit atau gagal bayar hutang.
Kembali kepada rencana The Fed yang akan melaksanakan QE3, terlepas dari efek jangka panjangnya yang menyimpan bom waktu inflasi atau bahkan hiper-inflasi, solusi jangka pendek tersebut biasanya efektif untuk meredam gejolak pasar dalam masa recovery. Untuk sementara pasar menjadi tenang dan kembali bergairah, saham dan produk-produk turunannya kembali diburu orang dan investor duniapun rame-rame menjual emasnya mirip saat awal warga pulau Aya menukarkan koin emasnya ke Bank Aya saat pembukaan Bank Aya, inilah yang membuat harga emas turun drastis untuk beberapa bulan setelah puncak tertingginya, yang identik dengan puncak krisis atau puncak kepanikan pasar.
Seperti penyakit yang hanya diobati gejalanya, tetapi bukan penyebabnya yaitu kembali ke koin emas,  maka krisis atau kepanikan serupa kemudian berulang dan mendorong harga emas kembali menjulang. Begitulah siklus semacam ini berulang dan relatif predictable karena system uang kertas GAGO memang mudah ditebak.
Maka bila statistik perilaku pasar tersebut berulang untuk krisis yang sedang berlangsung di EROPA saat ini, harga emas sekarang yang sudah cukup rendah di pasar global US$ 1730/Oz atau 10% lebih rendah bila dibanding rekor harga emas tertinggi sebelumnya.  Dalam kondisi saat ini, bila anda tidak membutuhkan uang kertas setidaknya untuk 6 bulan kedepan, maka beralihlah dari uang kertas ke koin emas selagi kertas yang selama ini anda anggap berharga menjadi tidak berharga, setidaknya sampai akhir 2012 atau awal tahun 2013 karena saat itulah investasi koin emas Anda akan kembali menjulang nilainya.  Itulah sebabnya saya sarankan untuk TIDAK menggunakan emas ini sebagai instrument spekulasi jangka pendek, Anda bisa rugi karenanya, apalagi bermain-main dengan “kebun emas”.

No comments:

Post a Comment