Tetapi ketika Aidil Akbar Madjid menyampaikan bahwa perlu hati-hati terhadap harga emas yang bisa saja harganya jatuh sampai 50% mengingat sejak tahun 1980 harga emas terus naik. Hal ini dipertegas oleh Aidil Akbar Madjid dengan alasan bahwa emas juga instrumen investasi yang karakternya sama dengan instrumen investasi lainya yang akan mengalami kejatuhan harga setelah kenaikan harga yang terus melambung sejak 1980.
Tentu pemahaman Aidil Akbar Madjid seperti itu, menurut saya, Aidil Akbar Madjid salah faham tentang invetsasi emas. Dan banyak ahli investasi yang khusus mengeluti dan mempelajari khusus investasi emas atau emas secara benda tentu pernyataan Aidil Akbar Madjid salah dan menunjukan bahwa Aidil Akbar Madjid tidak menggeluti emas atau investasi emas tetapi baru secara umum memahami investasi emas, dan memang kalau kita lihat track recordnya Aidil Akbar Madjid seorang Perencana Keuangan Independen alias Financial Planner / Financial Advisor bukan spesialis emas, ini harus kita maklumi tetapi ketika pernyataanya menjadi rujukan masyarakat Indonesia yang sedang menonton acara tersebut maka perlu diluruskan. Semoga metro tv pun lebih selektif dalam memilih nara sumber yang lebih spesifik yang memahami investasi emas.
Melalui tulisan ini perlu ada penjelasan lebih jauh tentang emas sehingga masyarakat tidak memahaminya secara sepihak hanya berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Aidil Akbar Madjid di metro tv tersebut.
Seperti yang pernah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya bahwa dari bukti sejarah sudah lebih dari 1400 tahun lamanya bahwa 1 dinar tetap mampu untuk membeli seekor kambing. Dan untuk lebih umumnya melalui data yang ada menunjukan bahwa Dimana pada Juni 1983, bila kita punya 1 gram emas maka dapat dibelikan minyak sebanyak 68,18 liter. Kemudian berdasarkan data harga minyak dan emas dunia tersebut pada April 2011, bila kita punya 1 gram emas maka dapat dibelikan minyak sebanyak 68,45 liter.
Dari data tersebut menunjukan bahwa emas adalah alat tukar yang sesungguhnya karena mampu mempertahankan daya belinya. Karena fungsi emas sebagai alat ukur nilai yang adil, maka kenaikan emas seberapa pun tingginya bukan berarti 1 dinar dapat untuk membeli 1 ekor sapi atau unta. Atau dengan kata lain seberapa besar penurunan harga emas yang terjadi bukan berarti 1 dinar hanya dapat untuk membeli 1 ekor ayam atau sate kambing. Sudah terbukti 1400 tahun dengan kondisi harga emas naik dan turun, faktanya 1 dinar tetap bisa untuk membeli 1 ekor kambing kelas super, dari data yang ada menunjukan, begitu juga untuk membeli minyak sebagai barang riil.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah emas bukanlah alat investasi yang bisa disamakan dengan instrumen investasi lainya karena emas adalah alat tukar yang sesungguhnya, dan sudah digunakan sebelum islam maupun saat zaman nabi Muhammad SAW.
Bahkan salah satu bukti sejarah lainya yaitu perjanjian Bretton wood yang isinya kesepakatan 44 negara untuk menetapkan jaminan emas sebasar 1 ons emas bila akan mencetak uang kertas dolar AS (USD) sebesar 35 USD dan perjanjian ini berlangsung cukup lama sampai 27 tahun (1944-1971). Perjanjian tersebut tidak berlaku bukan emasnya yang tidak dipercaya tetapi kesulitan AS dalam mencari emas sebagai cadangan devisa mereka setiap mencetak uang USD. Dan pencabutan aturan pencadangan emas tersebut dikenal dengan istilah "Nixon Shock" keputusan yang diambil oleh presiden Amerika Serikat (AS) pada tanggal 15 Agustus 1971, dimana secara mengejutkan mengambil keputusan bahwa pencetakan uang US$ tidak lagi berdasarkan pencadangan emas seberat 1 Ozt (troy ounce) untuk US$ 35.
Disini jelas Aidil Akbar Madjid tidak faham dengan sejarah harga emas sebelum tahun 1980 sehingga membuat pemahaman bahwa sejak tahun 1980 harga emas naik terus dan akan turun 50% dalam jangka panjang, ini yang harus saya luruskan.
Untuk memudahkan pemahaman serta edukasi yang benar terhadap masyarakat Indonesia, maka saya akan berikan tips memahami investasi emas :
- Seberapa pun tingginya harga emas bukan berarti 1 dinar dapat untuk membeli 1 ekor sapi atau unta, begitu pun sebaliknya, seberapa besar penurunan harga emas yang terjadi bukan berarti 1 dinar hanya dapat untuk membeli 1 ekor ayam atau sate kambing.
- Untuk melihat harga emas wajar atau permainan broker sangatlah mudah karena sesungguhnya emas itu sejatinya alat tujar untuk benda riil maka cukup dengan melihat perbandingan antara harga emas 1 dinar (4,25 gram emas 22 karat) dengan harga 1 ekor kambing, kalau harga emas dunia atau harga emas antam LM jauh diatas harga kambing dipasaran, bisa dipastikan harga ini sudah dimanipulasi.
- jika suatu saat kita mendapati harga emas 1 dinar jauh dari harga 1 ekor kambing, maka sebaiknya jual saja emas yang dimiliki atau jangan membeli emas ketika harganya jauh melebihi harga kambing.
Sampai saat ini selama menggeluti dan memperdalam investasi emas, belum saya dapati dimana kondisi harga 1 dinar jauh melebihi harga 1 ekor kambing. Sebagai bukti yang pernah saya abadikan datanya dalam blog saya tanggal 26 februari 2011, saat itu harga 1 dinar Rp 1.598.000 dan harga 1 ekor kambing antara 1,3 juta sampai 1,5 jutaan. Dan kalau kita cek harga hari ini harga 1 dinar Rp. 2,184,276 sedangkan harga kambing kurban kisaran harganya 1,6 juta sampai 2,5 juta per ekornya untuk berat kambing kisaran 30 kg sampai 40 kg.
Dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga emas sebenarnya karena terjadinya inflasi pada mata uang kertas yang kita gunakan, karena itulah sistem yang tidak bisa dihindari dengan pemakaian uang kertas sebagai alat tukar, karena uang kertas tidak memiliki nilai instriksik sesuai dengan nilai yang tertera dalam uang kertas tersebut.
No comments:
Post a Comment